Selasa, 29 Juni 2010


SEJARAH DANAU TOBA

Di Sumatera Utara terdapat danau yang sangat besar dan ditengah-tengah danau tersebut terdapat sebuah pulau. Danau itu bernama Danau Toba sedangkan pulau ditengahnya dinamakan Pulau Samosir. Konon danau tersebut berasal dari kutukan dewa.

Di sebuah desa di wilayah Sumatera, hidup seorang petani. Ia seorang petani yang rajin bekerja walaupun lahan pertaniannya tidak luas. Ia bisa mencukupi kebutuhannya dari hasil kerjanya yang tidak kenal lelah. Sebenarnya usianya sudah cukup untuk menikah, tetapi ia tetap memilih hidup sendirian. Di suatu pagi hari yang cerah, petani itu memancing ikan di sungai. “Mudah-mudahan hari ini aku mendapat ikan yang besar,” gumam petani tersebut dalam hati. Beberapa saat setelah kailnya dilemparkan, kailnya terlihat bergoyang-goyang. Ia segera menarik kailnya. Petani itu bersorak kegirangan setelah mendapat seekor ikan cukup besar.

Ia takjub melihat warna sisik ikan yang indah. Sisik ikan itu berwarna kuning emas kemerah-merahan. Kedua matanya bulat dan menonjol memancarkan kilatan yang menakjubkan. “Tunggu, aku jangan dimakan! Aku akan bersedia menemanimu jika kau tidak jadi memakanku.” Petani tersebut terkejut mendengar suara dari ikan itu. Karena keterkejutannya, ikan yang ditangkapnya terjatuh ke tanah. Kemudian tidak berapa lama, ikan itu berubah wujud menjadi seorang gadis yang cantik jelita. “Bermimpikah aku?,” gumam petani.

“Jangan takut pak, aku juga manusia seperti engkau. Aku sangat berhutang budi padamu karena telah menyelamatkanku dari kutukan Dewata,” kata gadis itu. “Namaku Puteri, aku tidak keberatan untuk menjadi istrimu,” kata gadis itu seolah mendesak. Petani itupun mengangguk. Maka jadilah mereka sebagai suami istri. Namun, ada satu janji yang telah disepakati, yaitu mereka tidak boleh menceritakan bahwa asal-usul Puteri dari seekor ikan. Jika janji itu dilanggar maka akan terjadi petaka dahsyat.

Setelah sampai di desanya, gemparlah penduduk desa melihat gadis cantik jelita bersama petani tersebut. “Dia mungkin bidadari yang turun dari langit,” gumam mereka. Petani merasa sangat bahagia dan tenteram. Sebagai suami yang baik, ia terus bekerja untuk mencari nafkah dengan mengolah sawah dan ladangnya dengan tekun dan ulet. Karena ketekunan dan keuletannya, petani itu hidup tanpa kekurangan dalam hidupnya. Banyak orang iri, dan mereka menyebarkan sangkaan buruk yang dapat menjatuhkan keberhasilan usaha petani. “Aku tahu Petani itu pasti memelihara makhluk halus! ” kata seseorang kepada temannya. Hal itu sampai ke telinga Petani dan Puteri. Namun mereka tidak merasa tersinggung, bahkan semakin rajin bekerja.

Setahun kemudian, kebahagiaan Petani dan istri bertambah, karena istri Petani melahirkan seorang bayi laki-laki. Ia diberi nama Putera. Kebahagiaan mereka tidak membuat mereka lupa diri. Putera tumbuh menjadi seorang anak yang sehat dan kuat. Ia menjadi anak manis tetapi agak nakal. Ia mempunyai satu kebiasaan yang membuat heran kedua orang tuanya, yaitu selalu merasa lapar. Makanan yang seharusnya dimakan bertiga dapat dimakannya sendiri.

Lama kelamaan, Putera selalu membuat jengkel ayahnya. Jika disuruh membantu pekerjaan orang tua, ia selalu menolak. Istri Petani selalu mengingatkan Petani agar bersabar atas ulah anak mereka. “Ya, aku akan bersabar, walau bagaimanapun dia itu anak kita!” kata Petani kepada istrinya. “Syukurlah, kanda berpikiran seperti itu. Kanda memang seorang suami dan ayah yang baik,” puji Puteri kepada suaminya.

Memang kata orang, kesabaran itu ada batasnya. Hal ini dialami oleh Petani itu. Pada suatu hari, Putera mendapat tugas mengantarkan makanan dan minuman ke sawah di mana ayahnya sedang bekerja. Tetapi Putera tidak memenuhi tugasnya. Petani menunggu kedatangan anaknya, sambil menahan haus dan lapar. Ia langsung pulang ke rumah. Di lihatnya Putera sedang bermain bola. Petani menjadi marah sambil menjewer kuping anaknya. “Anak tidak tau diuntung ! Tak tahu diri ! Dasar anak ikan !,” umpat si Petani tanpa sadar telah mengucapkan kata pantangan itu.

Setelah petani mengucapkan kata-katanya, seketika itu juga anak dan istrinya hilang lenyap. Tanpa bekas dan jejak. Dari bekas injakan kakinya, tiba-tiba menyemburlah air yang sangat deras dan semakin deras. Desa Petani dan desa sekitarnya terendam semua. Air meluap sangat tinggi dan luas sehingga membentuk sebuah telaga. Dan akhirnya membentuk sebuah danau. Danau itu akhirnya dikenal dengan nama Danau Toba. Sedangkan pulau kecil di tengahnya dikenal dengan nama Pulau Samosir.


WAJAH BURUK PENDIDIKAN DI INDONESIA

(TIM PENDIDIKAN HTI)

Paradigma Pendidikan Nasional

Diakui atau tidak, sistem pendidikan yang berjalan di Indonesia saat ini adalah sistem pendidikan yang sekular-materialistik. Hal ini dapat terlihat antara lain pada UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 Bab VI tentang jalur, jenjang dan jenis pendidikan bagian kesatu (umum) pasal 15 yang berbunyi: Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, advokasi, keagaman, dan khusus. Dari pasal ini tampak jelas adanya dikotomi pendidikan, yaitu pendidikan agama dan pendidikan umum. Sistem pendidikan dikotomis semacam ini terbukti telah gagal melahirkan manusia salih yang berkepribadian Islam sekaligus mampu menjawab tantangan perkembangan melalui penguasaan sains dan teknologi.

Secara kelembagaan, sekularisasi pendidikan tampak pada pendidikan agama melalui madrasah, institut agama, dan pesantren yang dikelola oleh Departemen Agama; sementara pendidikan umum melalui sekolah dasar, sekolah menengah, kejuruan serta perguruan tinggi umum dikelola oleh Departemen Pendidikan Nasional. Terdapat kesan yang sangat kuat bahwa pengembangan ilmu-ilmu kehidupan (iptek) dilakukan oleh Depdiknas dan dipandang sebagai tidak berhubungan dengan agama. Pembentukan karakter siswa yang merupakan bagian terpenting dari proses pendidikan justru kurang tergarap secara serius. Agama ditempatkan sekadar sebagai salah satu aspek yang perannya sangat minimal, bukan menjadi landasan dari seluruh aspek.

Hal ini juga tampak pada BAB X pasal 37 UU Sisdiknas tentang ketentuan kurikulum pendidikan dasar dan menengah yang mewajibkan memuat 10 bidang mata pelajaran dengan pendidikan agama yang tidak proposional dan tidak dijadikan landasan bagi bidang pelajaran yang lainnya. Ini jelas tidak akan mampu mewujudkan anak didik yang sesuai dengan tujuan dari pendidikan nasional sendiri, yaitu mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Kacaunya kurikulum ini tentu saja berawal dari asasnya yang sekular, yang kemudian mempengaruhi penyusunan struktur kurikulum yang tidak memberikan ruang semestinya bagi proses penguasaan tsaqâfah Islam dan pembentukan kepribadian Islam.

Pendidikan yang sekular-materialistik ini memang bisa melahirkan orang yang menguasai sains-teknologi melalui pendidikan umum yang diikutinya. Akan tetapi, pendidikan semacam itu terbukti gagal membentuk kepribadian peserta didik dan penguasaan tsaqâfah Islam. Berapa banyak lulusan pendidikan umum yang tetap saja 'buta agama' dan rapuh kepribadiannya? Sebaliknya, mereka yang belajar di lingkungan pendidikan agama memang menguasai tsaqâfah Islam dan secara relatif sisi kepribadiannya tergarap baik. Akan tetapi, di sisi lain, ia buta terhadap perkembangan sains dan teknologi. Akhirnya, sektor-sektor modern (industri manufaktur, perdagangan, dan jasa) diisi oleh orang-orang yang relatif awam terhadap agama karena orang-orang yang mengerti agama terkumpul di dunianya sendiri (madrasah, dosen/guru agama, Depag), tidak mampu terjun di sektor modern.

Sistem pendidikan yang material-sekularistik tersebut sebenarnya hanyalah merupakan bagian belaka dari sistem kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang juga sekular. Dalam sistem sekular, aturan-aturan, pandangan, dan nilai-nilai Islam memang tidak pernah secara sengaja digunakan untuk menata berbagai bidang, termasuk bidang pendidikan. Karena itu, di tengah-tengah sistem sekularistik ini lahirlah berbagai bentuk tatanan yang jauh dari nilai-nilai agama.

Mahalnya Biaya Pendidikan

Sumber

Jenis Pungutan

Orang Tua

- Biaya Formulir Pendaftaran

- Biaya Bangunan

- Biaya Seragam

- Biaya OSIS

- Biaya Ekstrakulikuler

- Biaya Hari Besar Tahunan

- Biaya Ujian Tahunan

- Biaya Komputer

- Biaya Usaha Kesehatan Sekolah

- Biaya keagamaan

- Dana Taktis Sekolah

- Perawatan Sekolah

- Pembelian Buku

- Biaya Pendalaman Materi

- Perpustakaan

- Biaya Operasional Komite Sekolah

Jenis-jenis pungutan yang dibebankan pada orang tua yang biasanya dilakukan di sekolah (Kompas, 23/1/ 2004).

Pendidikan bermutu itu mahal. Kalimat ini yang sering muncul untuk menjustifikasi mahalnya biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk mengenyam bangku pendidikan. Mahalnya biaya pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT) membuat masyarakat miskin tidak memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah.

Untuk masuk TK dan SDN saja saat ini dibutuhkan biaya Rp 500.000,- sampai Rp 1.000.000,- Bahkan ada yang memungut di atas Rp 1 juta. Masuk SLTP/SLTA bisa mencapai Rp 1 juta sampai Rp 5 juta. Makin mahalnya biaya pendidikan sekarang ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah yang menerapkan MBS (Manajemen Berbasis Sekolah). MBS di Indonesia pada realitanya lebih dimaknai sebagai upaya untuk melakukan mobilisasi dana. Karena itu, Komite Sekolah/Dewan Pendidikan yang merupakan organ MBS selalu disyaratkan adanya unsur pengusaha. Asumsinya, pengusaha memiliki akses atas modal yang lebih luas. Hasilnya, setelah Komite Sekolah terbentuk, segala pungutan uang selalu berkedok, “sesuai keputusan Komite Sekolah”. Namun, pada tingkat implementasinya, ia tidak transparan, karena yang dipilih menjadi pengurus dan anggota Komite Sekolah adalah orang-orang dekat dengan Kepala Sekolah. Akibatnya, Komite Sekolah hanya menjadi legitimator kebijakan Kepala Sekolah, dan MBS pun hanya menjadi legitimasi dari pelepasan tanggung jawab negara terhadap permasalahan pendidikan rakyatnya.

Kondisi ini akan lebih buruk dengan adanya RUU tentang Badan Hukum Pendidikan (RUU BHP). Berubahnya status pendidikan dari milik publik ke bentuk Badan Hukum jelas memiliki konsekuensi ekonomis dan politis amat besar. Dengan perubahan status itu Pemerintah secara mudah dapat melemparkan tanggung jawabnya atas pendidikan warganya kepada pemilik badan hukum yang sosoknya tidak jelas. Munculnya BHMN dan MBS adalah beberapa contoh kebijakan pendidikan yang kontroversial. BHMN sendiri berdampak pada melambungnya biaya pendidikan di beberapa Perguruan Tinggi favorit.

Privatisasi atau semakin melemahnya peran negara dalam sektor pelayanan publik tak lepas dari tekanan utang dan kebijakan untuk memastikan pembayaran utang. Utang luar negeri Indonesia sebesar 35-40 persen dari APBN setiap tahunnya merupakan faktor pendorong privatisasi pendidikan. Akibatnya, sektor yang menyerap pendanaan besar seperti pendidikan menjadi korban. Dana pendidikan terpotong hingga tinggal 8 persen (Kompas, 10/5/2005).

Dari APBN 2005 hanya 5.82% yang dialokasikan untuk pendidikan. Bandingkan dengan dana untuk membayar hutang yang menguras 25% belanja dalam APBN (www.kau.or.id).

Rencana Pemerintah memprivatisasi pendidikan dilegitimasi melalui sejumlah peraturan, seperti Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, RUU Badan Hukum Pendidikan, Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Pendidikan Dasar dan Menengah, dan RPP tentang Wajib Belajar. Penguatan pada privatisasi pendidikan itu, misalnya, terlihat dalam Pasal 53 (1) UU No 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam pasal itu disebutkan, penyelenggara dan/atau satuan pendidikan formal yang didirikan oleh Pemerintah atau masyarakat berbentuk badan hukum pendidikan. Seperti halnya perusahaan, sekolah dibebaskan mencari modal untuk diinvestasikan dalam operasional pendidikan.

Koordinator LSM Education Network for Justice (ENJ), Yanti Mukhtar (Republika, 10/5/2005) menilai bahwa dengan privatisasi pendidikan berarti Pemerintah telah melegitimasi komersialisasi pendidikan dengan menyerahkan tanggung jawab penyelenggaraan pendidikan ke pasar. Dengan begitu, nantinya sekolah memiliki otonomi untuk menentukan sendiri biaya penyelenggaraan pendidikan. Sekolah tentu saja akan mematok biaya setinggi-tingginya untuk meningkatkan dan mempertahankan mutu. Akibatnya, akses rakyat yang kurang mampu untuk menikmati pendidikan berkualitas akan terbatasi dan masyarakat semakin terkotak-kotak berdasarkan status sosial, antara yang kaya dan miskin.

Hal senada dituturkan pengamat ekonomi Revrisond Bawsir. Menurut dia, privatisasi pendidikan merupakan agenda Kapitalisme global yang telah dirancang sejak lama oleh negara-negara donor lewat Bank Dunia. Melalui Rancangan Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan (RUU BHP), Pemerintah berencana memprivatisasi pendidikan. Semua satuan pendidikan kelak akan menjadi badan hukum pendidikan (BHP) yang wajib mencari sumber dananya sendiri. Hal ini berlaku untuk seluruh sekolah negeri, dari SD hingga perguruan tinggi.

Bagi masyarakat tertentu, beberapa PTN yang sekarang berubah status menjadi badan hukum milik negara (BHMN) itu menjadi momok. Jika alasannya bahwa pendidikan bermutu itu harus mahal, maka argumen ini hanya berlaku di Indonesia. Di Jerman, Prancis, Belanda, dan di beberapa negara berkembang lainnya, banyak perguruan tinggi yang bermutu namun biaya pendidikannya rendah. Bahkan beberapa negara ada yang menggratiskan biaya pendidikan.

Pendidikan berkualitas memang tidak mungkin murah, tetapi persoalannya siapa yang seharusnya membayarnya. Kewajiban Pemerintahlah untuk menjamin setiap warganya memperoleh pendidikan dan menjamin akses masyarakat bawah untuk mendapatkan pendidikan bermutu. Akan tetapi, kenyataannya Pemerintah justru ingin berkilah dari tanggung jawab. Padahal keterbatasan dana tidak dapat dijadikan alasan bagi Pemerintah untuk 'cuci tangan'.

Kualitas SDM yang Dihasilkan Rendah

Akibat paradigma pendidikan nasional yang materialistik-sekularistik, kualitas kepribadian anak didik di Indonesia semakin memprihatinkan. Maraknya tawuran antar remaja di berbagai kota ditambah dengan sejumlah perliku mereka yang sudah tergolong kriminal, meningkatanya penyalahgunaan narkoba, dan pergaulan bebas adalah bukti bahwa pendidikan tidak berhasil membentuk anak didik yang memiliki kepribadian Islam.

Dari sisi keahlian pun sangat jauh jika dibandingkan dengan negara lain. Bersama dengan sejumlah negara ASEAN, kecuali Singapura dan Brunei Darussalam, Indonesia masuk dalam kategori negara yang Indeks Pembangunan Manusia (IPM)-nya di tingkat medium. Jika dilihat dari indikator indeks pendidikan, Indonesia berada di atas Myanmar, Kamboja, dan Laos atau ada di peringkat 6 negara ASEAN. Bahkan indeks pendidikan Vietnam—yang pendapatan perkapitanya lebih rendah dari Indonesia—adalah lebih baik.

Jika dibandingkan dengan India, sebuah negara dengan segudang masalah (kemiskinan, kurang gizi, pendidikan yang rendah), ternyata kualitas SDM Indonesia sangat jauh. India dapat menghasilkan kualitas SDM yang mencengangkan. Berbekal penguasaannya di dalam teknologi, khususnya teknologi informasi, negeri dengan jumlah penduduk lebih dari 1 miliar itu mempunyai target menjadi negara maju dan satu dari lima penguasa dunia pada tahun 2020. Mimpi ini tak muluk-muluk jika kita menengok kekuatan pendidikannya. Meski negara ini masih bergulat dengan persoalan buta huruf dan pemerataan pendidikan dasar, India punya sederet perguruan tinggi yang benar-benar menjadi pusat unggulan dengan reputasi internasional. Digerakkan oleh keberadaan pusat-pusat unggulan itu, kini pemerintah India lebih serius membenahi pendidikan masyarakat bawah.

Prestasi India dalam teknologi dan pendidikan sangat menakjubkan. Jika Indonesia masih dibayang-bayangi pengusiran dan pemerkosaan tenaga kerja tak terdidik yang dikirim ke luar negeri, banyak orang India mendapat posisi bergengsi di pasar kerja Internasional. Bahkan di AS, kaum profesional asal India memberi warna tersendiri bagi negara adikuasa itu. Sekitar 30 persen dokter di AS merupakan warga keturunan India. Tidak kurang dari 250 warga India mengisi 10 sekolah bisnis paling top di AS. Sekitar 40 persen pekerja microsoft berasal dari India. (Kompas, 4/9/2004).

Berdasarkan peringkat universitas terbaik di Asia versi majalah Asiaweek 2000, tidak satu pun perguruan tinggi di Indonesia masuk dalam 20 terbaik. UI berada di peringkat 61 untuk kategori universitas multidisiplin. UGM diperingkat 68, UNDIP diperingkat 77, UNAIR diperingkat 75; sedangkan ITB diperingkat 21 untuk universitas sains dan teknologi, kalah dibandingkan dengan Universitas Nasional Sains dan Teknologi Pakistan.

Walaupun angka partisipasi murni SD di Indonesia dalam kurun 20 tahun meningkat dari 40 menjadi 100 persen, kualitasnya sulit dibanggakan. Kini puluhan ribu anak SD harus belajar di sekolah bobrok. Ironinya, sampai saat ini belum terjawab, bagaimana Pemerintah menangani persoalan yang sangat kasatmata itu; sementara masih banyak anak usia SD yang putus sekolah atau malah belum terjangkau sama sekali oleh pelayanan pendidikan. Wajib belajar 9 tahun secara kuantitatif pun sulit bisa dituntaskan pada tahun 2008.

SALIB KASIH


SALIB KASIH SIATAS BARITA

Suatu Perwujudan untuk Mengenang Awal Misi PengKristenan Ompui DR. IL. Nomensen di Tanah Batak

Sebelum Misi penginjilan dimulai di Silindung oleh Nomensen, telah di dahului oleh dua orang Missionaris Yaitu Samuel munson dan Henry Lyman. Kedua Missionaris ini di utus oleh Zending Gereja Baptis dari amerika tahun 1834. atas persetujuan kolonial Belanda, kedua missionaris ini di izinkan pergi ke Silindung, yang kebetulan pada masa itu daerah silindung diduki oleh colonial Belanda. Namun misi kedua missionaries ini gagal. Dalam perjalanan dari sibolga menuju silindung mereka di cegat oleh rombongan Raja Panggalamei di hutan Sisangkak, Lobu pining. Kedua Missionaris dan bersama seorang penerjemah ini dibunuh karena dianggap membawa petaka bagi oleh raja tersebut. Kabar kematian henry Lyman dan Samuel munsen sampai ke Amerika dan Eropah, begitu didramatisir dengan istilah orang batak kanibbal dan berekor. Anehnya peristiwa yang menggemparkan ini sebagai symbol bahwa orang batak pemakan orang yang di kabarkan di eropah dan dibahas di barmen, membuat nomensen ingin dating ke tanah batak setelah dia menjadi missionar. Peristiwa kekejaman Pelbegu yang sering di ceritakan gurunya Callisen semasa ia kecil persi seperti berita berita kaniballisme (?) di Tanah Batak. Berita tentang Lyman dan munson-lah yang membuat hati nomensen (waktu remajanya) seperti terobsesi ingin cepat-cepat dating ke Tanah Batak. Next…
Pada awal Oktober 1861 Nomensen ditabalkan menjadi Pendeta dan berkemas dan berkemas untuk berangkat ke daerah orang penyembah berhala. Namun sebelumnya ia berangkat menuju Amsterdam supaya dapat bertemu dengan tuan Witteveen di Ermello yang telah mengutus tuan Betz dan Van asselt ke tanah batak. Dia juga menjumpai tuan Van der Tuuk (Van der Tuuk adalah seorang ahli bahasa yang pernah tinggal ditanah batak beberapa tahun mempelajari budaya dan bahasa batak) yang telah pernah tinggal di Sumatera belajar bahasa batak. Dan pada tanggal 24 Desember 1861, dia memasuki kapal “Pertinax” yang membawanya ke sumatera. Selama 142 hari mereka berlayar mengarungi lautan dengan berbagai rintangan. Pada ahirnya mereka tiba di Padang, tanggal 16 mei 1862 dan bermalan dirumah Pendeta Denniger. (Pdt denniger adalah seorang missionaries yang pindah dari Kalimantan ketanah Batak bersama dengan Pendeta Klammer karena terbunuhnya para pekabar injil di sana pada tahun 1859. dari Tanah Batak dia pindah lagi ke Padang. ) Sebelum Nomensen berangkat ke Tanah Batak, dia bertemu dengan seorang Kalimantan bernama Punrau. (Punrau adalah seorang yang telah pernah dari Jerman. Punrau juga mengetahui bahasa jerman. Dia kemudian menjadi pembantu nomensen samapai dengan tahun 1864. Tetapi Punrau mau di pengaruhi orang silindung memberikan racun bagi nomensen dan ahirnya dia meninggalkan pekerjaannya) Kemudian Nomensen tiba di Barus (Barus adalah sebuah daerah Pelabuhan yang juga penghasil kapur Barus pada masa itu) pelabuhan sebelum pada tanggal 25 Juni 1862 dan meyewa sebuah rumah di sana. Didaerah itulah di belajar bahasa batak dan bahasa Indonesia (bahasa Melayu pada masa itu). Selama beberapa waktu tinggal di barus Nomensen cepat beradaptasi dengan orang-orang di daerah itu bahkan dengan beberapa raja-raja Barus. Setelah beberapa beberapa di barus Nomensen berangkat dari sibolga menuju Sipirok. Di sipirok di tinggal di rumah Pdt. Klammer dan kemudian di tempatkan oleh pendeta tersebut di Parausorat. Di Parausorat dia mendidrikan rumah dan sekolah mengajar anak-anak dan mengabarkan injil kepada penduduk daerah itu. Hanya 6 bulan di Parausorat , kemudian ia berangkat ke silindung tanggal 7 November 1863. Perjalanan Nomensen menuju Silindung melalui bukit karena pada masa itu di perkampunggan terjadi pertikaian, sehingga untuk mempercepat waktu ia mengambil jalan cepat melalui bukit di Pangaribuan, dia melawti bukit Sitarindak di Sigotom. Dari bukit inilah dia sampai kebukti Siatas Barita dekat dengan Huta Lumbanbaringin, Sitompul dan Pansur Napitu. Nomensen mencari tempat bebas untuk memandang, dan sungguh ajaib dari bukit tersebut dia melihat sebuah lembah yang indah yang belum pernah dilihatnya. Dari bukit terpampang perkampungan yang berbentuk bulat dyang dikelilingi oleh bukit nan hijau, di apit oleh Bukit Siatas Barita di sebelah Timur dan dan gunung Martimbang di sebelah Barat, di aliri dua sungai yaitu sungai Sigeaon dan Sungai Situmandi yang menjadi satu di daerah Husor menjadi sungai Batang toru. Lembah yang Indah itu di beri nama “Lembah Silindung” atau “Rura Silindung”. Memandang Rura silindung, Nomensen teringat akan Barmen di Wupertal (tal artinya adal lembah) Lembah Wupertal tidak seindah Rura Silindung tapi di sanalah Nomensen sekolah Pendeta dan mempersiapkan diri menjadi seorang missionaris. Setelah melihat keindahan Rura Silindung dari Bukit Siatas Barita, dia bersujujud dan berdoa :
“ Tuhan, inilah tempat yang kuimpikan, biarlah saya mempersembahkan hidupku buat mereka, agar mereka, agar mereka menjadi MilikMu yang abadi, hidup atau mati saya akan tinggal di tengah-tengah bangsa yang engkau tebus untuk menyebarkan firman dan kerajaanMu”.
Dari bukit inilah Nomensen memulai misinya keseluruh Tanah Batak, yang di awali dari Silindung. Yaitu di desa Sait Nihuta di Huta Dame ( (Huta Dame atau kampung damai adalah sebuah perkampungan kecil bagi orang-orang yang di singkirkan dari Desa tersebut karena mengikuti Nomensen) hingga sampai ahir hidupnya di Sigumpar 24 Mei 1918.
Pada Saat ini, di bukit Siatas Barita ditempat Nomensen berdoa sebelum turun ke Silindung, telah berdiri sebuah salib besar yang diberi nama :
SALIB KASIH

Riwayat Hidup Ompui DR. INGWER LUDWIG NOMENSEN

• Nomensen lahir pada Tanggal 6 Februari 1834 di Norstrand, pulau kecil di pantai perbatasan Denmark dan Jerman. Dia anak pertama dan satu-satunya dari empat bersaudara. Ayahnya bernama Peter dan ibunya Anna, adalah keluarga yang sangat miskin di desanya.
• Thn 1846 umur 12 tahun kedua kainya lumpuh karena kecelakaan kereta kuda. Dan hamper di amputasi, pada saat itu dia berjanji pada Tuhan akan menjadi seorang missionar apabila kedua kakinya sembuh.
• Thn 1847, kedua kakinya sembuh secara ajaib, sehingga ia mampu meneruskan sekolahnya dan menjadi gembala domba upahan untuk membiayai sekolahnya, karena kedua orang tuanya sangat miskin.

• 1848, tanggal 2 mei ayahnya Peter Nomensen, karena sakit keras.
• Thn 1849, pada umur dia lepas sidih
• Tahun 1857 Nomensen masuk sekolah pendeta di RMG Barmen
• Thn 1858, Januari ibunya meninggal dunia Nordstand
• Thn 1861, pada bulan Oktober, ditahbiskan menjadi Pendeta dan langsung di berangkatkan oleh Misi Barmen menjadi missionar ketanah batak, tetapi sebelumnya selama 2 bulan belajar bahasa batak dari Van der Tuuk di Di Belanda
• Tahun 1861, bulan Desember Nomensen berangkat dari Amsterdam menuju Sumatera
• Tahun 1862, tanggal 14 Mei tiba di padang
• Tahun 1862, November, bersama beberapa orang Batak, mengadakan perjalanan ke pedalaman Sumatera melalaui Barus dan Tukka. Dan dari Barus menuju Parausorat kemudian tinggal dengan Klammer, kemudian di Sarulla bersama Van Asselt.
• Tahun 1863 tiba Di Bukit Siatas Barita, di sekitar Salib Kasih Sekarang. Tempat awal dimana ia memulia misinya di seluruh wilayah Batak.
• Tahun 1864, Mei Nomensen di ijinkan memulaimisinya di Silindung.
• Tahun 1864, Juli Nomensen membangun rumahnya di Saitnihuta
• Tahun 1864, tanggal 30 Juli, Nomensen menjumpai Raja Panggalamei ke Pintubosi, Lobupining, yaitu raja yang membunuh Pendeta Lyman dan Munson
• Tahun 1864, 25 september Nomensen mau di persembahkan ke Sombaon Siatas Barita di Onan Sitahuru, yang akan dijadikan korban persembahan.
• Tahun 1865, tanggal 27 Agustus, pembatisan pertama Nomensen terhadap empat pasang suami dan istri bersama 5 orang anak.
• Tahun 1866, tanggal 16 Maret nomensen di berkati menjadi suami-isteri dengan tunangannya Karoline di sibolga.
• Tahun 1868, isterinya melahirkan anak pertama diberi nama Benoni namun beberapa hari kemudian meninggal dunia
• Tahun 1871, nomensen mengalami penyakit di sentry yang sangat parah
• Tahun 1872, Pargodungan Saitnihuta yang di sebut HutaDame pindah ke Pearaja. Dan pada tahun ini putrid Nomensen meninggal dunia.
• Tahun 1873, Sikkola mardalan-dalan (sekolah dengan tempat tidak tetap) di ciptakan nomensen agar orang Batak bias secepatya menjadi guru.
• Tahun 1876, telah di baptis 7000 orang di Silindung
• Tahun 1877, Nomensen dan Johansen mendirikan sekolah Guru Zending di Pansurnapitu dan pada tahun ini juga Raja Sisingamangaraja-XII mengancam akan menghancurkan kegiatan missionaris
• Tahun 1881kongsi Barmen menetapkan Nomensen menjadi Eporus pertama HKBP, dia di gelari Ompui
• Tahun 1877, karoline isteri Nomensen meninggal di Jerman
• Tahun 1890, Nomensen memulai misinya ke Toba, dia pindah ke Sigumpar.
• Tahun 1891, Christian anak Nomensen mati terbunuh di Pinangsori
• Tahun 1900, permulaan Zending batak
• Tahun 1903, permulaan misi zending ke Medan
• Tahun 1904, Fakultas Teologi Universitas Bonn, Jerman menganugerahkan gelar Doktor Honoris-Causa di bidang Teologi kepada IL. Nomensen, dan dihadiri oleh Ratu Wilhelmina dari Belanda
• Tahun 1909 isteri kedua Nomensen Christine Harder meninggal dunia setelah melahirkan 3 orang anak. Dimakamkan di Sigumpar.
• Tahun 1911, pesta Jubileum 50 tahun HKBP. Yang dihadiri puluhan ribu orang di tempat sebelumnya Nomensen akan dibunuh dan di persembahkan kepada Sombaon Siatas Barita
• Tahun 1911, Ratu Wilhelmina menganugerahkan Bintang Jasa ‘Order of Orange Nassau’ kepada Nomensen karena jasanya luar biasa.
• Tahun 1916, Nathanael anak Nomensen mati tertembak di arena Perang dunia I di Perancis
• Tahun 1918, tanggal 23 Mei, pukul enam pagi, Hari Kamis, Ompui Nomensen menghembuskan napas terahir dan menutup mata untuk selama-lamanya. Dan dikuburkan pada Jumat sore 24 Mei 1918 di Sigumpar
Sejak awal, Nomensen tidak pernah berencana kembali ke Jerman agar di sana nantinya ia dikuburkan, atau kembali ke Jerman untuk menjalani masa tuanya. Dia konsekwen dengan doanya Di Siatas Barita: Tuhan atau mati saya akan bersama bangsa ini untuk memberitakan FirmanMu dan KerajaanM, . AMIN”.

Selasa, 13 April 2010


CARA MENGOPERASIKAN E-MAIL

Pada umumnya dalam pengoperasian E-MAIL ada dua hal yang selalu kita lakukan yaitu:

  1. Membuat e-mail dan mengirimkan ;serta
  2. Membaca e-mail dan membalasnya (Replay) dan meneruskannya (Forward)

a. Membuat dan mengirimkan E-mail

Untuk membuat dan mengirimkan suatu e-mail dapat kita lakukan melalui kotak surat dari alamat e-mail yang sudah kita miliki.Untuk itu kita harus membuka kotak surat terlebih dahulu.

  1. Klik tombol compose untuk menampilkan jendela pembuatan dan pengiriman e-mail
  2. Isi To dengan alamat e-mail yang kita tuju,bisa dengan mengetik langsung atau mengisikan dengan mengklik Insert addresses (yaitu dengan alamat e-mail yang sudah tersimpan)
  3. Isi Cc dan Bcc,jika ingin mengirimkan surat itu ke alamat e-mail lain.Namun ini bersifat relatif yang artinya dapat tidak kita isikan.
  4. Isi subject dengan judul topik dari surat yang anda kirimkan.
  5. Ketiklah isi surat atau pesan pada kotak yang tersedia.Bila telah selesai kliklah tombol send untuk mengirimkan pesan tersebut.

b. Membaca dan membalas e-mail

Untuk membaca e-mail dan menjawabnya,prosedurnya juga hampir sama seperti membuat dan mengirimkan e-mail.Menbaca dan menjawabb e-mail tersebut dapat dilakukan melalui kotak surat dari alamat e-mail kita.Prosedurnya adalah sebagai berikut:

1. Buka terlebih dahulu pesan tersebut.

2. Klik tanda panah di tombol Forward,pilih As Inline Text,lalu tambahkan text yang anda kirimkan jika diperlukan.

3. Pada posisi To, ketik alamat e-mail tujuan forward ,tambahkan pesan/keterangan jika perlu.

4. klik send

Prosedur forward e-mail sebagai lampiran (As attacment) adalah sebagai berikut :

1. Buka terlebih dahulu pesan tersebut.

2. Klik tanda panah pada forward,pilih As attacment.sekilas tampilan jendela mirip seperti pembuatan e-mail baru,tetapi baris Attach langsung terisi E-mail tadi.

3. Pada posisi To,ketik alamat Email tujuan forward,tambahkan pesan/keterangan jika perlu.

4. klik send.